Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa
Latin, movere yang berarti bergerak atau bahasa
Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif
tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor lain, baik faktor
eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut
motivasi.
Jadi motivasi adalah keadaan dalam diri
individu atau organisme yang mendorong perilaku kea rah tujuan (Walgito, 2004:
220). Sedang menurut Plotnik (2005: 328), motivasi mengacu pada berbagai factor
fisiologi dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan
cara yang spesifik pada waktu tertentu.
Motivasi adalah suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan memberi arah dan ketahanan
(persistence) pada tingkah laku tersebut (Wlodkowski:1985).
Aspek Motivasi
Tiga aspek motivasi menurut Walgito, yaitu:
1. Keadaan yang mendorong
dan kesiapan bergerak dalam diri organisme yang timbul karena kebutuhan
jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikiri dan ingatan).
2. Perilaku yang timbul
dan terarah karena keadaan tersebut.
3. Sasaran atau tujuan
yang dikejar oleh perilaku tersebut.
Ciri motivasi menurut Plotnik, yaitu:
1. Anda terdorong berbuat
atau melaksanakan suatu kegiatan.
2. Anda langsung
mengarahkan energi anda, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
3. Anda mempunyai
intensitas perasaan-perasaan yang berbeda tentang pencapaian tujuan itu.
Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar dan Hasil Belajar
A. Internal
Faktor yang berasal dari diri individu (sebagai input), meliputi:
a) Fisiologis, meliputi
kondisi jasmani, fungsi alat indera, saraf sentral, dan sebagainya.
b) Psikologis, meliputi
minat, motivasi, emosi, inteligensi, bakat, dsb.
B. Eksternal
Faktor diluar diri individu yang mempengaruhi proses belajar dan hasil
belajar, meliputi:
a) Sosial/Lingkungan, yaitu
pola asuh keluarga, dukungan dari
b) Lingkungan disekitar
individu, kehadiran seseorang secara langsung ataupun representasinya. Misalnya,
bila teringat orangtua maka motivasi untuk menyelesaikan skripsi meningkat.
c) Instrumental, meliputi
alat perlengkapan belajar, ruang belajar,
d) ventilasi, penerangan,
cuaca, materi yang diberikan, peraturan-peraturan yang mengikat dalam proses
belajar.
Macam-Macam Motivasi Belajar
Dalam membahas macam-macam motivasi
belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam
pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang
berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”.
a. Motivasi Intrinsik
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi
intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam
artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah
motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007)
mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar
kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi
intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa
memerlukan rangsangan dari luar.
b. Motivasi Ekstrinsik
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar
pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry
Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul
akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan
dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan
sesuatu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.
Selain itu ada
beberapa faktor yang mempengaruhi, di antaranya adalah;
1. Cara belajar Cara belajar otomatis
tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai cara
belajar yang berbeda-beda. Pada dasarnya, cara Belajar terdiri dari tiga
tipe,yaitu;
2. Visual Anak yang mempunyai
cara belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk
mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat
melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka
dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti
diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih
suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
3. Auditori Anak yang mempunyai
cara belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi
verbal dan mendengarkan apa yang guru katakana. Anak auditori dapat mencerna
makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan
berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai
makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini
biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan
mendengarkan_kaset.
4. Kinestetik Anak yang mempunyai
cara belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan.
Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka
untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat
Ciri-Ciri Perubahan Tingkah Laku dalam Pengertian Pelajar
a. Perubahan terjadi
secara sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar
akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan
telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa
pengetahuannya bertambah, kecakapanya bertambah, kebiasaanya bertambah. Jadi
perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak
sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar , karena orang yang
bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
b. Perubahan dalam
belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan , tidak
statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan
akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika
seorang anak belajar menulis maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat
menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan
menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.
c. Perubahan dalam
belajar bersifat Positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar,
perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
Sesutu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha
belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan
sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan tingkah
laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan
dari dalam , tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
d. Perubahan dalam
belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses
belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang
terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak
dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan
akan terus dimiliki bahkan akan semakin berkembang kalau terus dipergunakan
atau dilatih.
e. Perubahan dalam
belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku
itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah
kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang
yang belajar mengetik sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat
dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya.
f. Perubahan mencakup
seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang
setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah
laku. Jika seorang belajar Sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan,
pengetahuan, dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar